NAMA : FITRIYANA
KELAS : 3EA16
NPM : 13213562
Perilaku konsumen adalah
proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan,
pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan.Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasarikonsumen untuk
membuat keputusan pembelian.
Memahami
Konsumen Melalui Teori Maslow
Salah satu faktor psikologis penting yang secara fundamental
mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri
seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis
seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis;
kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Salah satu teori yang terkenal
untuk mengambarkan kebutuhan-kebutuhan di atas adalah Teori Maslow.
Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong
oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Kebutuhan manusia tersusun dalam
hierarki, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak.
Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan,
dan kebutuhan aktualisasi diri.
Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang
paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting,
kemudian dia akan berusaha memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya.
Teori ini berpesan bahwa, jika kita belum mampu memenuhi kebutuhan fisik,
lupakanlah keinginan untuk memuaskan kebutuhan harga diri. Sebagai contoh untuk
menggambarkan kebalikan dari teori ini, bayangkan ada seseorang yang tersesat
di padang pasir, bisa mati karena lapar dan kehausan. Dengan merangkak ke
puncak bukit pasir, dia melihat sebuah oase di kejauhan. “Air! Saya
sudah melihatnya. Apa yang perlu saya lakukan ialah untuk terus berjalan
sedikit lagi. Tapi tunggu dulu! Hari ini batas tempo cicilan pembayaran
kendaraan yang kubeli secara kredit. Bisa-bisa aku didenda atau ditarik
kendaraanku. Apa nanti kata teman-teman. Oh, malunya, aku harus kembali,” dan
dia berbalik menjauhi oase itu. Jika kebutuhan fisik kita terancam,
maka kebutuhan-kebutuhan inilah yang menjadi perhatian utama. Hal yang sama
berlaku dengan tingkat-tingkat yang lebih tinggi. Masing-masing orang mestilah
memutuskan apa yang diperlukan untuk memuaskan setiap tingkat, apa yang cukup
memadai bagi dirinya sendiri.
1. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu
kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan tersebut meliputi
makanan, air, udara, rumah, pakaian, dan seks. Sebagai negara berkembang,
dengan pengeluaran penduduk Indonesia yang masih bergelut untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya.
2. Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat kedua setelah
kebutuhan dasar. Ini merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia.
Manusia membutuhkan perlindungan dari gangguan kriminalitas, sehingga ia dapat
hidup dengan aman dan nyaman ketika berada di rumah maupun ketika berpergian.
3. Kebutuhan Sosial
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman terpenuhi, manusia
membutuhkan rasa cinta dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta
diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Inilah kebutuhan ketiga dari Maslow
yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan tersebut berdasarkan kepada perlunya
berhubungan satu dengan lainnya. Pernikahan dan keluarga adalah cermin
kebutuhan sosial yang dipraktekkan oleh manuisa. Keluarga adalah lembaga sosial
yang mengikat anggota-agotanya secara fisik dan emosional. Sesama anggota
saling membutuhkan, menyayangi, saling melindungi.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan tingkat keempat,
yaitu kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi
dari yang lainnya. Manusia tidak hanya puas dengan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar, rasa aman, dan sosial. Manusia memiliki ego yang kuat untuk bisa
mencapai prestasi kerja, dan karier yang lebih baik untuk dirinya maupun lebih
baik dari orang lain.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Derajat tertinggi atau ke lima dari kebutuhan adalah
keinginan dari individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik
sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Seorang individu perlu
mengekspresikan dirinya dalam suatu aktivitas untuk membuktikan dirinya bahwa
ia mampu melakukan hal tersebut. Kebutuhan aktualisasi diri juga menggambarkan
keinginan seseorang untuk mengetahui, memahami, dan membentuk suatu sistem
nilai, sehingga ia dapat mempengaruhi orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri
adalah keinginan untuk bisa menyampaikan ide, gagasan, dan sistem nilai yang
diyakininya kepada orang lain.
Dari teori di atas, tergambar bahwa kebutuhan merupakan
salah satu faktor penting pada motivasi diri seseorang untuk melakukan suatu
tindakan, termasuk peranannya sebagai seorang konsumen. Tentang hal ini,
telah banyak disampaikan oleh para master pemasaran, diantaranya oleh James F.
Engel (1994), yang menyatakan bahwa mengerti dan mengadaptasi motivasi dan perilaku konsumen bukanlah pilihan – keduanya adalah
kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup kompetitif. Oleh karena itu, Teori
Maslow dengan tingkat-tingkat kebutuhan, memberi pengarahan terhadap para
tenaga pemasar dalam memahami cara menentukan macam produk, dan menyesuaikannya
dengan kehidupan konsumen.
MOTIVASI.
Teori Harapan
Victor Vroom (1964) mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan kebutuhan
infernal, tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut :
1. Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
2. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
3. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia percaya bahwa :
1. Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu
2. Hasil tersebut punya nilai positif baginya
3. Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang
Dengan kata lain Motivasi, dalam teori harapan adalah keputusan untuk mencurahkan usaha. - See more at: http://kiteklik.blogspot.co.id/2010/11/teori-motivasi-dalam-perekonomian.html#sthash.kdCpRJ33.dpuf
1. Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
2. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
3. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia percaya bahwa :
1. Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu
2. Hasil tersebut punya nilai positif baginya
3. Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang
Dengan kata lain Motivasi, dalam teori harapan adalah keputusan untuk mencurahkan usaha. - See more at: http://kiteklik.blogspot.co.id/2010/11/teori-motivasi-dalam-perekonomian.html#sthash.kdCpRJ33.dpuf
Segmentasi
Analisis
Demografi
Pada suatu pemasaran produk, analisis demografi harus
dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mengetahui trend demografis produk yang
dipasarkan. Data dalam demografi pemasaran dapat terdiri dari usia, ras, jenis
kelamin, pekerjaan, pendapatan, mobilitas, kepemilikan rumah, lokasi, status,
pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Jika demografi konsumen telah di lakukan,
maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis demografi,
agar demografi yang telah dilakukan dapat kita ketahui hasilnya setelah kita
melakukan analisis atas demografi yang telah kita buat.
Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang
iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Targeting
adalah membidik target market yang telah kita
pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian
program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran
yang hendak kita tuju.