KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas
mengenai “MANUSIA DAN KEBUDAYAAN”.
Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
Jakarta,
17-10 2013
Penulis
DAFTAR
PUSTAKA
Aspek
Manusia.........................................................................................................................................1
Tipologi
Manusia.......................................................................................................................................2
Konsep
Kebudayaan.................................................................................................................................3
Manusia
Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan..............................................................................4
Sifat-Sifat
Budaya.....................................................................................................................................5
Sistem
Budaya..........................................................................................................................................6
Konsep-Konsep
Hidup Bermasyarakat.......................................................................................................
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN ASPEK MANUSIA
Sebelum membicarakan, ada baiknya
dibicarakan terlebih dahulu aspek-aspek manusia. Manusia terdiri atas badan dan
jiwa, sebagai satu kesatuan yang utuh. Dari kedua aspek itu dipertanyakan
manakah yang lebih penting. Jawaban atas pertanyaan ini menimbulkan tiga aliran
pemikiran, yaitu aliran metarialisme, alirian spitualisme, dan aliran dualisme.
1.
Aliran Materialisme menurut Karl Marx dan Friedrich Engels:
*Aliran
materialisme menggangap bahwa badanlah yang penting. Jiwa hanya membonceng saja
dalam tubuh. Tokohnya adalah Feurbach (1804-1872) Yng berpendapat bahwa di balik badan manusia
tidak ada makhluk lain yang
misterius yang disebut jiwa, seperti
tidak adanya Tuhan di balik alam
. Selanjutnya dia berpendapat bahwa sesuatu
itu disebut nyata bila dapat
dirasakan oleh pancaindra. Manusia merupukan
makhluk jasmini yang dinamis. Pendapat Feurbarch ini secara filosofis
bersifat matearilistis,secara relegius
bersifat ateis ,dan secara
sosial-ekonomi bersifat sosialis
komunis. Pada abad ke-19 M pemikiran tersebut sangat berpengaruh terhadap pemikiran Karl Marx dan Engels.
2.
Aliran Spiritualisme
*Aliran
spiritualisme memandang bahwa yang penting adalah jiwa. Tokohnya adalah plato (427-347 SM) yang berpendapat bahwa jiwa lwbih penting daripada badan, jiwa
telah ada di ‘alam atas’ sebelum masuk ke jiwa. Jiwa ini
terjatuh ke dalam hidup duniawi , lalu terikat pada badan jasmani yang fana.
Dalam kerukunannya,badan dan jiwa tidak berdmping secara setingkat,
melainkan merupakan tawanan, dia terkurung dalam
badan. Jiwa harus melepaskan diri dari penularan (kontaminasi) dan
pembusukan badan. Badan merupakan rintangan terhadap jiwa yang lebih asli dari kenyataan duniawi dan
mempunyai pertalian dengan nilai-nilai
yang abadi. Dunia inderawi hanya
merupakan bayangan dari dunia ide. Aliran spiritualisme bersifat etis relegius.
*Aliran
Dualisme menganggap bahwa badan dan jiwa sama penting. Tokohnya antara
lain Rene Descartes (1596-1650).
Dikatakan bahwa jiwa adalah subtansi yang berpikir dan badan adalah subtansi
yang berkeluasan. Hubungan antara badan dan jiwa adalah hubungan hakiki,
yang masing –masing merupakan subtansi
tersendiri, namun tanpa salah satu unsur itu maka ia bukan manusia lagi.
Dualisme terbagi atas Paralelisme dan Monisme. Paralelisme mengatakan bahwa badan
sejajar kedudukannya dengan jiwa ,
sedangkan Monisme mengatakan bahwa
antara badan dan jiwa telah terjadi perpaduan, sehingga
manunggal. Pendapat yang terakhir yang paling umum diterima.
TIPOLOGI MANUSIA
*Tipologi adalah pengetahuan yang mencoba
menggolongkan manusia atas dasar
kepribadian. Kepribadian manusia tersusun atas vitalitas jasmani dan vitalitas
rohani, di samping faktor tempramen,
karakter, dan bakat. Vitalitas jasmani seseorang bergantung pada kontruksi
tubuhnya yang terpengaruh
oleh faktor hereditas
sehingga keadaanya dapat
dikatakan tetep atau konstan. Vitalitas rohani merupakan daya hidup
psikis yang belum terarah secara intensional
sebagian bergatung kepada lingkungan
yang mempengaruhinya.
*Tempramen sebenarnya berarti campuran cairan-cairan (humorus) dalam tubuh
berupa darah merah,lendir putih, empedu
kuning , dan empedu hitam. Cairan yang dominan akan memberikan
ciri pada tempramen sehingga
sifat temperamen relatif konstan. Ka rakter(sifat) seseorang sebagian ditentukan oleh hereditas dan
sebagian lagi oleh pengaruh pendidikan. Oleh karena itu karakter
dapat mengalami perubahan .
Bakat ditentukan oleh kelahiran
atau keturunan sehingga sifat itu cenderung konstan. Kondisi keseluruhan merupakan kepribandian seseorang.
*Tipologi manusia yang didasarkan pada
kondisi tubuh antara lain dikembangkan oleh
Lavater dan Gal enus. Johan Gasper
Lavater (1741-1801),seseorang
jerman, membedakan tipe
manusia berdasar bentuk
tubuh.. Orang yang gemuk biasanya mempunyai sifat lincah
dan kurang sabar. Ia juga
mengemukakan tentang ilmu wajar (fisiognomi) . Dahi dan alis mata menurutnya dapat memberikan indikasi
tertentu mengenai inteligensia
seseorang, sedangkan hidung
dan pipi mencerminkan
kehidupan moral dan
emosional . Mulut dan dagu mereflekasikan kehidupan yang masih bersifat animal,
sedangkan mata mencerminkan segenap
kehidupan psikis. Galenus menyebut adanya empat tipe manusia,
yaitu sanguinikus, melankholikus,
kholerikus , dan flegmentikus.
(Tipe
Sanginikus )
Orang
yang bertipe sanguinikus
memiliki darah merah
(sangai) banyak. Perasaan dasarnya
riang dan optimistik. Hal-hal yang positif
pad a mereka antara lain percaya diri,tidak takut menghadapi
hari depan. Mudah menyesuaikan
diri, gerak dan bicaranya banyak,
dan mudah mengambil prakarsa . Sedangkan
sisi negatifnya antara lain,
perasaanya tidak stabil,
kurang konsekuen, hidupnya kurang
teratur dan cepat memberi reaksi dengan tidak dipikirkan secara mendalam.
Mereka sesuai deng an orang yang bertipe flegmentasi.
(
Tipe Melankholis)
Orang yang bertipe melankholis
memiliki empedu hitam (melankhole) banyak. Perasaan dasarnya
pemurung,sehingga kebalikan dari
orang yang bertipe sang uinikus. Segi
positifnya, mereka selalu
berhati-hati dalam bertindak ,konsekuen,dan jiwanya stabil. Segi
negatifnya , mudah ketakutan ,peka,
sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungann ya dan kurang bergairah.
(Tipe
Kholerikus)
Orang
yang bertipe kholerikus memiliki empedu kuning (kholeri) banyak.
Perasaan dasarnya selalu meras kurang
puas. Segi negatifnya lebih banyak dari segi positifnya. Segi
negatifnya, selalu gelisah, eksplosif , emosional mau menang sendiri, obyektivitasnya kurang, kurang rasional , dan mudah
tersinggung. Segi positifnya,kesukaran diatasi dengan energi yang
berlebihan , dan banyak
inisiatifnya.
(Tipe
flegmatikus)
Orang yang bertipe flegmatikus memiliki lendir (flegma)banyak .
perasaan dasarnya tenang, netral. Segi
positifnya,tidak emosional, bersifat tertib dan teratur , dan mudah mengampuni.
Segi negatifnya, tidak peka, dingin, kurang cepat menyesuaikan
diri,pasif,menjemukan,dan agak konservatif.
Gerardus Heymans (1857-1930),
seorang psikolog bangsa Belanda, membuat tipologi
atas dasar kejiwaan, yaitu : amorf, apathikus,
nervous,sentimental,sanguinikus ,flegmatikus,kholerikus,dan gepassioneerd.
1. Sifat Amorf (a berarti
tidak, morphe artinya bentuk)
Ciri-cirinya:
sifatnya datar, aktivitasnya rendah
,suka menunda pekerjaan, ceroboh, tidak idealis, rasa
sosialnya rendah, suka
menunda pekerjaan, ceroboh,tidak idealis, rasa sosialnya rendah egois
dan tidak jujur.
2. Sifat Apathikus (pathos atau phate berarti
perasaan)
Ciri-cirinya:
lamban,menyukai cara yang mudah, suka
berpikir panjang ,sosibilitasnya rendah,acuh tak acuh terhadap pendapat orang lain, kaku dan
bersifat tertutup. Contohnya :
Louis XIV dari prancis,dan Tsar
Nicolas II dari rusia
Eduard Spranger
membagi manusia atas dasar nilai-nilai
hidup. Ia membedakan manusia atas
enam tipe yaitu : manusia ekonomi,
manusia politik,manusia sosial,manusia pengetahuan, manusia relligius, dan manusia seni.
KONSEP
KEBUDAYAAN
Menurut
Koentjaraningrat (1980:195)kata
‘kebudayaan’ berasal dari kata
‘bhudayah’ (bahasa Sansekerta), yaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaaan dapat diartikan sebagai
‘hal-hal’ yang bersangkutan dengan
akal
Secara
bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau
arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani
maupun rohani.
Manusia
dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir
semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
Penganut
kebudayaan,
Pembawa
kebudayaan,
Manipulator
kebudayaan, dan
Pencipta
kebudayaan.
Suatu
hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
Wadah
untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
Pembeda
manusia dan binatang
Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia
harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
Pengatur
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
Sebagai modal dasar pembangunan
D.SIFAT-SIFAT
BUDAYA
Kendati
kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap
kebu-dayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan
secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu
akan memiliki ciri ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa
membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki
yang berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat
hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
1.
Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2.
Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3.
Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4.
Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang,
dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
E.
SISTEM BUDAYA
Sistem
budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri
dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan demikian sistem
kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih
lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem
norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta
menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam
sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan
lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur
kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Disamping
itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut
dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar
kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah.
Manusia
dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan
pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian
(seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian
dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.
Sebuah
kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut
sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal
perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras,
etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.
Manusia
Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
*Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali
oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara
hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan
perilaku.
Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia
dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
F.
KONSEP-KONSEP HIDUP BERMASYARAKAT
Manusia
adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri karena
manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu manusia selalu
hidup berkelompok. Kelompok-kelompok manusia tersebut dinamakan masyarakat.
Definisi masyarakat sendiri adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi
menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh
identitas bersama (Koentjaraningrat,1980;160) dalam hidup bermasyarak manusia
memiliki beberapa konsep atau rambu-rambu agar hidup mereka tetap terarah dan
harmonis. Karena di dalam sebuah masyarakat selalu terjadi interaksi antar
manusia satu dengan manusia yang lainnya, tedapat ikatan pola perilaku yang
khusus atau khas di dalam semua aspek dan adanya rasa identitas terhadap
kelompok, dimana individu menjadi anggota kelompoknya. Konsep-konsep hidup
bermasyarakat antara lain:
1. Manusia dan Keadilan
Keadilan
merupakan tindakan baik yang seharusnya dilakukan oleh setiap manusia dalam
semua tindakannya. Keadilan berasal dari kata adil yang artinya memberikan apa
yang menjadi haknya(Natanegoro;1969). Implementasi dari konsep keadilan itu sendiri
harus berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan moral, pertimbangan baik buruk
dan tidak semata-mata hanya berdasarkan kepada konsep keadilan secara itam
putih. Dimana kebajikan itu merupaka segenap citi-cita moralitas sebagai suatu
keseluruhan tungggal dimasukkan dalam konsep keadilan maka makna keadilan menjadi rihteousness yang
artinya kebenaran atas dasar kebaikan dan bukan suatu kebenaran ilmiah.
Hakekat
keadilan terwujud apabila seseorang atau kelompok orang berperilaku sesuai
dengan hak dan kewajibannya dan sesuai peranannya masing-masing. Tindakan yang
dilakukannya tersebut juga tidak merugikan orang lain. Manusia yang selalu
menjalankan sikap adil dalam hidupnya, ia akan merasa aman dan sejahtera.
Terlebih lagi apabila keadilannya tersebut dapat ia gunakan untuk membantu
meringankan beban orang lain. Keadilan akan terwujud jika masing-masing
memiliki pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
2. Manusia dan Tanggung Jawab
Keberadaan
dan adanya manusia di dunia ini tidak lain adalah untuk mengemban tugas sebagai
khalifah di muka bumi ini. menjadi seorang manusia yang sehat jiwa dan raganya,
ia selalu mempunyai tanggung jawab baik tanggung jawab tehadap dirinya sendiri
maupun terhadap manusia lainnya.
Kata
tanggung jawab sendiri memiliki arti yaitu keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Setiap manusia tak ada yang hidup sendiri, mereka selalu hidup
sosial atau dalam sebuah kelompok. Karena mereka hidup berkelompok maka dari
sanalah mereka mempunyai berbagai macam tanggung jawab bukan hanya tanggung
jawab terhadap dirinya sendiri tetapi juga kepada kelompoknya, keluarga dan
sebagainya.
Tanggung
jawab manusia dalam hidupnya ada empat macam yaitu, tanggung jawab kepada
keluarga, tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada
bangsa/negara, tanggung jawab kepada Tuhan YME yang telah meciptakannya. Dasar
adanya tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk
berbudaya yaitu karena eksistensinya dan keinginannya untuk menjadi manusia
yang baik dan memperoleh kebahagiaan.
3. Manusia dan Pengabdian
Definisi
pengabdian adalah proses, perbuatan, cara mengabdi atau mengabdikan. Seseorang
dapat memilih mementingkan kepentingan pribadinya sendiri atau lebih
mementingkan kepentingan umum, dalam memilih tersebut adalah hak mereka
masing-masing. Hal yang dapat menjadikan seseorang mau mengabdi atau tidak
adalah cinta, kasih, keyakinan dan tanggung jawab. Manusia yang paling utama
haruslah mengabdi kepada Tuhannya karena telah menciptakannya dan meberikannya
kehidupan. Selain itu manusia juga harus mengabdi terhadap keluarga yang telah
membesarkannya karena di dalam
keluargalah seoarang anak dapat tumbuh besar dan mendapat pendidikan karena
mereka dirawat oleh kedua orangnya dengan penuh tanggungjawab, sehingga seorang
anak harus mengabdi kepaa keluarganya. Dan mengabdi kepada negara yang menjadi
tanah airnya tempat kita semua bernaung dalam kedaulatannya, sehingga dalam
keadaan negara bagaimanapun kita harus mengabdi dengan hal-hal yang positif
tanpa membuat keburukan bagi negara kita.
Untuk
menjalankan pengabdiannya manusia harus tulus ikhlas dalam melaksanakannya
dengan rasa senang hati, karena dengan itu pakerjaan pengabdian yang rasanya
berat akan terasa ringan dan menyenagkan.t tugas pengabdian adalah tugas-tugas
yang mulia dan akan menjadikan kebahagiaan serta kedamaian jika semua manusia
dapat mengabdi secara benar dan tidak
menyalahi aturan.
4. Pandangan Hidup
Pandangan
hidup biasanya mengandung sebagian nilai yang dianut masyarakat, yang dipilih
secara selektif oleh individu dan golongan-golongan dalan masyarakat. Pandangan
hidup berbeda dengan dengan sistem nilai budaya. Sistem nilai merupakan pedoman
hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat. Sedangkan pandangan
hidup merupakan suatu sistem pedoman yang di anut oleh golongan-golongan lebih
sempit lagi individu-individu dalam masyarakat. Jadi sebenarnya yang di anut
oleh masyarakat adalah pandangan hidup golongan tertentu bukan pandangan
masyarakat secara umum.
Bangsa
kita mempunyai ideologi yang merupakan pandangan hidup bangsa yang telah
dicetuskan oleh para pendiri bangsa kita, tetapi belum tentu semua masyarakat
bangsa ini sepadan pandangannya dengan pandangan hidup tersebut. Dan manusia
dalam satu negara ini juga memiliki pandangan hidupnya masing-masing, seperti
orang jawa mempunyai pandangan hidupnya sendiri seperti becik ketieik ala
ketara, yaitu hal yang baik pasti di ingat sedangkan hal buruk pasti juga akan
terlihat. Karena untuk itu marilah kita semua berbuat baik, tidak hanya untuk
diri sendiri tetapi juga unuk sesama manusia, alam sekitar kita dan Tuhan YME.
5. Manusia dengan Cinta Kasih , Keindahan
dan Kegelisahan Dalam Hidupnya
Menurut
Aristoteles tujuan tertinggi dalam hidup manusia adalah untuk mecapai
kebahagiaan hidup.
KESIMPULAN
Kebudayaan
mempunyai nilai kebudayaan yang sangat besar bagi manusia.Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utamadalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari
interaksi antara manusiadengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di
ciptakan oleh tuhan dengandibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk
berkarya di muka bumi ini dansecara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi
ini. Disamping itu manusia jugamemiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan,
emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Budaya yang dikembangkan oleh manusia
akan berimplikasi pada lingkungantempat kebudayaan itu berkembang. Suatu
kebudayaan memancarkan suatu cirikhas dari masyarakatnya yang tampak dari
luar.kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu
berimplikasiterhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya
yang menjadi cirikhas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Kebudayaan
yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar daripengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antarkelompok
atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi
suatukebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi
ataumemenuhi tuntunan yang dihadapinya.
3.2.
SARAN Dengan adanya proses terciptannya kebudayaan oleh manusia, di
harapkankita tetap mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung di
dalamnya.Agar kebudayaan tetap terjaga dan menjadi identitas milik bangsa. Hal
yangterpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya
kontrolatau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan
oleh parapenganut kebudayaan. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol /
kendali sosia lyang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana
kebudayaan yangsesuai dan mana yang tidak sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar