Sabtu, 23 November 2013

Hubungan Manusia dan Kebudayaan

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai “MANUSIA DAN KEBUDAYAAN”.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
Jakarta, 17-10 2013
Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Aspek Manusia.........................................................................................................................................1

Tipologi Manusia.......................................................................................................................................2

Konsep Kebudayaan.................................................................................................................................3

Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan..............................................................................4

Sifat-Sifat Budaya.....................................................................................................................................5

Sistem Budaya..........................................................................................................................................6

Konsep-Konsep Hidup Bermasyarakat.......................................................................................................

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN ASPEK MANUSIA

      Sebelum membicarakan, ada baiknya dibicarakan terlebih dahulu aspek-aspek manusia. Manusia terdiri atas badan dan jiwa, sebagai satu kesatuan yang utuh. Dari kedua aspek itu dipertanyakan manakah yang lebih penting. Jawaban atas pertanyaan ini menimbulkan tiga aliran pemikiran, yaitu aliran metarialisme, alirian spitualisme, dan aliran dualisme.

1. Aliran Materialisme menurut Karl Marx dan Friedrich Engels:
*Aliran materialisme menggangap bahwa badanlah yang penting. Jiwa hanya membonceng saja dalam  tubuh. Tokohnya adalah  Feurbach (1804-1872) Yng berpendapat  bahwa di balik badan  manusia  tidak ada  makhluk  lain yang  misterius yang disebut  jiwa,  seperti  tidak adanya Tuhan  di balik alam . Selanjutnya dia berpendapat bahwa sesuatu  itu disebut  nyata bila dapat dirasakan  oleh  pancaindra. Manusia  merupukan  makhluk jasmini yang dinamis. Pendapat Feurbarch ini secara filosofis bersifat  matearilistis,secara relegius bersifat ateis ,dan secara  sosial-ekonomi bersifat  sosialis komunis. Pada abad ke-19 M pemikiran tersebut sangat berpengaruh  terhadap pemikiran Karl Marx dan Engels.

2. Aliran Spiritualisme
*Aliran spiritualisme memandang bahwa yang penting adalah  jiwa. Tokohnya adalah  plato (427-347 SM) yang berpendapat  bahwa jiwa lwbih penting daripada badan, jiwa telah  ada di ‘alam  atas’ sebelum masuk ke jiwa. Jiwa ini terjatuh ke dalam hidup duniawi , lalu terikat pada badan jasmani yang fana. Dalam kerukunannya,badan dan jiwa tidak berdmping secara setingkat, melainkan  merupakan  tawanan, dia terkurung  dalam  badan. Jiwa harus melepaskan diri dari penularan (kontaminasi) dan pembusukan  badan. Badan  merupakan rintangan terhadap jiwa yang  lebih asli dari kenyataan duniawi dan mempunyai  pertalian dengan nilai-nilai yang abadi. Dunia inderawi  hanya merupakan bayangan dari dunia ide. Aliran spiritualisme bersifat etis relegius.

*Aliran Dualisme menganggap bahwa badan dan jiwa sama penting. Tokohnya  antara  lain  Rene Descartes (1596-1650). Dikatakan bahwa jiwa adalah subtansi yang berpikir dan badan adalah subtansi yang berkeluasan. Hubungan antara badan dan jiwa adalah hubungan hakiki, yang  masing –masing merupakan subtansi tersendiri, namun tanpa salah satu unsur itu maka ia bukan  manusia lagi.

   Dualisme terbagi atas Paralelisme dan  Monisme. Paralelisme mengatakan bahwa badan sejajar kedudukannya dengan  jiwa , sedangkan  Monisme mengatakan bahwa antara badan  dan  jiwa telah terjadi perpaduan, sehingga manunggal. Pendapat yang terakhir yang paling umum diterima.

 TIPOLOGI MANUSIA

     *Tipologi adalah pengetahuan yang mencoba menggolongkan  manusia atas dasar kepribadian. Kepribadian manusia tersusun atas vitalitas jasmani dan vitalitas rohani, di samping faktor  tempramen, karakter, dan bakat. Vitalitas jasmani seseorang bergantung pada  kontruksi  tubuhnya yang  terpengaruh oleh  faktor  hereditas  sehingga keadaanya  dapat dikatakan tetep  atau  konstan. Vitalitas rohani merupakan daya hidup psikis yang belum terarah secara intensional  sebagian bergatung kepada lingkungan  yang  mempengaruhinya.

*Tempramen sebenarnya berarti campuran cairan-cairan (humorus) dalam  tubuh  berupa darah merah,lendir putih, empedu  kuning , dan empedu hitam. Cairan yang dominan akan  memberikan  ciri pada tempramen  sehingga sifat temperamen  relatif  konstan. Ka rakter(sifat) seseorang  sebagian ditentukan oleh hereditas  dan  sebagian  lagi oleh pengaruh  pendidikan. Oleh karena itu  karakter  dapat  mengalami  perubahan .  Bakat ditentukan  oleh  kelahiran  atau keturunan sehingga sifat itu cenderung  konstan. Kondisi keseluruhan merupakan   kepribandian seseorang.

     *Tipologi manusia yang didasarkan pada kondisi tubuh antara lain dikembangkan oleh  Lavater dan  Gal enus. Johan  Gasper  Lavater (1741-1801),seseorang  jerman, membedakan  tipe manusia  berdasar  bentuk  tubuh.. Orang yang gemuk biasanya mempunyai  sifat lincah  dan  kurang sabar. Ia juga mengemukakan  tentang ilmu wajar  (fisiognomi) . Dahi dan alis mata  menurutnya dapat memberikan indikasi tertentu  mengenai inteligensia seseorang,  sedangkan  hidung  dan  pipi  mencerminkan  kehidupan  moral  dan  emosional . Mulut dan dagu mereflekasikan  kehidupan yang masih bersifat animal, sedangkan  mata mencerminkan segenap kehidupan  psikis. Galenus  menyebut adanya empat tipe manusia, yaitu  sanguinikus, melankholikus, kholerikus , dan flegmentikus.

(Tipe Sanginikus )
      Orang  yang  bertipe  sanguinikus  memiliki  darah merah (sangai)  banyak. Perasaan  dasarnya  riang  dan  optimistik. Hal-hal yang  positif  pad a mereka antara lain percaya diri,tidak takut  menghadapi  hari depan.  Mudah  menyesuaikan  diri, gerak dan  bicaranya banyak, dan mudah  mengambil prakarsa . Sedangkan sisi  negatifnya  antara lain,  perasaanya  tidak stabil, kurang  konsekuen, hidupnya kurang teratur  dan   cepat memberi reaksi  dengan tidak dipikirkan secara mendalam. Mereka sesuai deng an orang  yang  bertipe flegmentasi.

( Tipe Melankholis)                               
      Orang yang bertipe melankholis memiliki  empedu  hitam (melankhole) banyak. Perasaan dasarnya pemurung,sehingga kebalikan  dari orang  yang bertipe sang uinikus. Segi positifnya, mereka selalu  berhati-hati  dalam  bertindak ,konsekuen,dan jiwanya stabil. Segi negatifnya , mudah  ketakutan ,peka, sulit menyesuaikan  diri dengan lingkungann ya  dan kurang bergairah.

(Tipe Kholerikus)
        Orang  yang bertipe kholerikus memiliki empedu kuning (kholeri) banyak. Perasaan dasarnya selalu  meras  kurang  puas. Segi negatifnya lebih banyak dari segi positifnya. Segi negatifnya,  selalu  gelisah, eksplosif , emosional  mau menang sendiri, obyektivitasnya  kurang, kurang  rasional , dan  mudah  tersinggung. Segi positifnya,kesukaran diatasi dengan energi  yang  berlebihan , dan banyak  inisiatifnya.

(Tipe flegmatikus)
       Orang yang bertipe  flegmatikus memiliki lendir (flegma)banyak . perasaan  dasarnya tenang, netral. Segi positifnya,tidak emosional, bersifat tertib dan teratur , dan mudah mengampuni. Segi negatifnya, tidak peka, dingin, kurang cepat menyesuaikan diri,pasif,menjemukan,dan agak konservatif.

      Gerardus Heymans (1857-1930), seorang  psikolog  bangsa Belanda, membuat  tipologi  atas  dasar  kejiwaan, yaitu : amorf, apathikus, nervous,sentimental,sanguinikus ,flegmatikus,kholerikus,dan  gepassioneerd.
1.      Sifat Amorf  (a berarti  tidak,  morphe artinya bentuk)
Ciri-cirinya: sifatnya datar, aktivitasnya  rendah ,suka  menunda  pekerjaan, ceroboh, tidak idealis, rasa sosialnya  rendah,  suka  menunda pekerjaan, ceroboh,tidak idealis, rasa sosialnya rendah egois dan tidak jujur. 
2.  Sifat Apathikus (pathos atau  phate berarti  perasaan)
Ciri-cirinya: lamban,menyukai cara  yang  mudah, suka  berpikir panjang ,sosibilitasnya rendah,acuh tak acuh  terhadap pendapat orang lain, kaku  dan  bersifat  tertutup. Contohnya : Louis XIV  dari prancis,dan  Tsar  Nicolas II dari rusia                                                                                             

Eduard  Spranger  membagi  manusia atas dasar  nilai-nilai  hidup. Ia membedakan  manusia atas enam  tipe yaitu : manusia ekonomi, manusia politik,manusia sosial,manusia pengetahuan, manusia relligius, dan  manusia seni.

KONSEP KEBUDAYAAN
      Menurut  Koentjaraningrat (1980:195)kata  ‘kebudayaan’ berasal dari kata  ‘bhudayah’ (bahasa Sansekerta), yaitu  bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaaan  dapat diartikan  sebagai  ‘hal-hal’  yang bersangkutan  dengan  akal

Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:

Penganut kebudayaan,
Pembawa kebudayaan,
Manipulator kebudayaan, dan
Pencipta kebudayaan.
Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
Pembeda manusia dan binatang
 Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
 Sebagai modal dasar pembangunan

D.SIFAT-SIFAT BUDAYA

Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebu-dayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

E. SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.

Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Disamping itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah.

Manusia dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.

Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

*Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:

F. KONSEP-KONSEP HIDUP BERMASYARAKAT

Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri karena manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu manusia selalu hidup berkelompok. Kelompok-kelompok manusia tersebut dinamakan masyarakat. Definisi masyarakat sendiri adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh identitas bersama (Koentjaraningrat,1980;160) dalam hidup bermasyarak manusia memiliki beberapa konsep atau rambu-rambu agar hidup mereka tetap terarah dan harmonis. Karena di dalam sebuah masyarakat selalu terjadi interaksi antar manusia satu dengan manusia yang lainnya, tedapat ikatan pola perilaku yang khusus atau khas di dalam semua aspek dan adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu menjadi anggota kelompoknya. Konsep-konsep hidup bermasyarakat antara lain:

1.      Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan tindakan baik yang seharusnya dilakukan oleh setiap manusia dalam semua tindakannya. Keadilan berasal dari kata adil yang artinya memberikan apa yang menjadi haknya(Natanegoro;1969). Implementasi dari konsep keadilan itu sendiri harus berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan moral, pertimbangan baik buruk dan tidak semata-mata hanya berdasarkan kepada konsep keadilan secara itam putih. Dimana kebajikan itu merupaka segenap citi-cita moralitas sebagai suatu keseluruhan tungggal dimasukkan dalam konsep keadilan  maka makna keadilan menjadi rihteousness yang artinya kebenaran atas dasar kebaikan dan bukan suatu kebenaran ilmiah.
Hakekat keadilan terwujud apabila seseorang atau kelompok orang berperilaku sesuai dengan hak dan kewajibannya dan sesuai peranannya masing-masing. Tindakan yang dilakukannya tersebut juga tidak merugikan orang lain. Manusia yang selalu menjalankan sikap adil dalam hidupnya, ia akan merasa aman dan sejahtera. Terlebih lagi apabila keadilannya tersebut dapat ia gunakan untuk membantu meringankan beban orang lain. Keadilan akan terwujud jika masing-masing memiliki pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.

2.      Manusia dan Tanggung Jawab
Keberadaan dan adanya manusia di dunia ini tidak lain adalah untuk mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi ini. menjadi seorang manusia yang sehat jiwa dan raganya, ia selalu mempunyai tanggung jawab baik tanggung jawab tehadap dirinya sendiri maupun terhadap manusia lainnya.
Kata tanggung jawab sendiri memiliki arti yaitu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Setiap manusia tak ada yang hidup sendiri, mereka selalu hidup sosial atau dalam sebuah kelompok. Karena mereka hidup berkelompok maka dari sanalah mereka mempunyai berbagai macam tanggung jawab bukan hanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri tetapi juga kepada kelompoknya, keluarga dan sebagainya.
Tanggung jawab manusia dalam hidupnya ada empat macam yaitu, tanggung jawab kepada keluarga, tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada bangsa/negara, tanggung jawab kepada Tuhan YME yang telah meciptakannya. Dasar adanya tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya yaitu karena eksistensinya dan keinginannya untuk menjadi manusia yang baik dan memperoleh kebahagiaan.

3.      Manusia dan Pengabdian
Definisi pengabdian adalah proses, perbuatan, cara mengabdi atau mengabdikan. Seseorang dapat memilih mementingkan kepentingan pribadinya sendiri atau lebih mementingkan kepentingan umum, dalam memilih tersebut adalah hak mereka masing-masing. Hal yang dapat menjadikan seseorang mau mengabdi atau tidak adalah cinta, kasih, keyakinan dan tanggung jawab. Manusia yang paling utama haruslah mengabdi kepada Tuhannya karena telah menciptakannya dan meberikannya kehidupan. Selain itu manusia juga harus mengabdi terhadap keluarga yang telah membesarkannya  karena di dalam keluargalah seoarang anak dapat tumbuh besar dan mendapat pendidikan karena mereka dirawat oleh kedua orangnya dengan penuh tanggungjawab, sehingga seorang anak harus mengabdi kepaa keluarganya. Dan mengabdi kepada negara yang menjadi tanah airnya tempat kita semua bernaung dalam kedaulatannya, sehingga dalam keadaan negara bagaimanapun kita harus mengabdi dengan hal-hal yang positif tanpa membuat keburukan bagi negara kita.

Untuk menjalankan pengabdiannya manusia harus tulus ikhlas dalam melaksanakannya dengan rasa senang hati, karena dengan itu pakerjaan pengabdian yang rasanya berat akan terasa ringan dan menyenagkan.t tugas pengabdian adalah tugas-tugas yang mulia dan akan menjadikan kebahagiaan serta kedamaian jika semua manusia dapat  mengabdi secara benar dan tidak menyalahi aturan.

4.      Pandangan Hidup
Pandangan hidup biasanya mengandung sebagian nilai yang dianut masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh individu dan golongan-golongan dalan masyarakat. Pandangan hidup berbeda dengan dengan sistem nilai budaya. Sistem nilai merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat. Sedangkan pandangan hidup merupakan suatu sistem pedoman yang di anut oleh golongan-golongan lebih sempit lagi individu-individu dalam masyarakat. Jadi sebenarnya yang di anut oleh masyarakat adalah pandangan hidup golongan tertentu bukan pandangan masyarakat secara umum.

Bangsa kita mempunyai ideologi yang merupakan pandangan hidup bangsa yang telah dicetuskan oleh para pendiri bangsa kita, tetapi belum tentu semua masyarakat bangsa ini sepadan pandangannya dengan pandangan hidup tersebut. Dan manusia dalam satu negara ini juga memiliki pandangan hidupnya masing-masing, seperti orang jawa mempunyai pandangan hidupnya sendiri seperti becik ketieik ala ketara, yaitu hal yang baik pasti di ingat sedangkan hal buruk pasti juga akan terlihat. Karena untuk itu marilah kita semua berbuat baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga unuk sesama manusia, alam sekitar kita dan Tuhan YME.

5. Manusia dengan Cinta Kasih , Keindahan dan Kegelisahan Dalam Hidupnya
Menurut Aristoteles tujuan tertinggi dalam hidup manusia adalah untuk mecapai kebahagiaan hidup. 

KESIMPULAN
Kebudayaan mempunyai nilai kebudayaan yang sangat besar bagi manusia.Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utamadalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusiadengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengandibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dansecara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia jugamemiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungantempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu cirikhas dari masyarakatnya yang tampak dari luar.kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasiterhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi cirikhas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar daripengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antarkelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatukebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi ataumemenuhi tuntunan yang dihadapinya.

3.2. SARAN Dengan adanya proses terciptannya kebudayaan oleh manusia, di harapkankita tetap mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung di dalamnya.Agar kebudayaan tetap terjaga dan menjadi identitas milik bangsa. Hal yangterpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrolatau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh parapenganut kebudayaan. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosia lyang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yangsesuai dan mana yang tidak sesuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar