Konsep
Nilai dan Orientasi Nilai Budaya
Bagian yang paling dalam dari sistem budaya yang menjadi
pengendali dan pemberi arah pada
pada kelakuan dan tindakan
manusia ialah sistem nilai
budaya. Sistem nilai budaya ini berkaitan dengan konsep nilai dan orientasi
nilai budaya.
(Konsep
nilai)
Nilai merupakan unsur yang penting dalam
kehidupan manusia: dalam hidupnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan
nilai-nilai. Nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak
diinginkan, tentang apa yang boleh di kerjakan dan tidak boelh dikerjakan,
tentang apa yang berharga dan yang tidak berharga.
Bidang yang berhubungan dengan nilai adalah
etika (nilai yang berkaitan dengan tingkah laku manusia) dan estetika (nilai
yang berkaitan dengan seni). Nilai dalam masyarakat tercakup pada adat
kebiasaan dan tradisi, yang secara tidak sadar ditrima dan dilaksanakan oleh
anggota masyarakat tersebut.
Orientasi
Nilai Budaya;
Dalam kajian sosiologi, yang dimaksud
dengan sisitem nilai adalah nilai inti(score value) dari masyarkat. Nilai inti
ini diikuti oleh setiap individu atau kelompok individu yang jumlahnya cukup
besar. Orang-orang ini betul menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah
satu faktor penentu untuk berprilaku. Karena itu sistem nilai budaya berfungsi
sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (koentjaraningrat, 1980:204).
Sistem nilai budaya itu demikian kuatnya menyerap dan berakar di dalam jiwa
masyarkat sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu yang singkat. Sistem
nilai budaya menyangkut masalah-masalah pokok bagi manusia.
Secara universal orientasi niali budaya telah disusun kerangkanya oleh
seorang antropolog bernama C. Kluckhohn (1961). Untuk memudahkan memahami
sistem nilai budaya ini secara terinci.
Perubahan
Kebudayaan
Kebudayaan itu dinamis, ia selalu dalam
keadaan berubah. Penyebabnya ada beberapa hal:
1. Dari dalam masyarkat itu sendiri
a.
Karena adanya perubahan jumlah penduduk dan komposisi penduduk. Perubahan itu
disebabkan oleh adanya kelahiran, kematian, dan migrasi.
b.
Karena adanya inovasi (penemuan baru), baik yang berupa discovery maupun
inovention.
1)
Discovery adalah penemuan konsep baru, misalnya timbulnya hipotesis bumi bulat
yang diutarakan oada abad ke-15.
2)
Invention adalah penemuan teknologi baru berdasar konsep yang sudah
ada:mislanya roda kereta yang dari kayu, lalu dilapisi dengan lempengan besi
agar tidak cepat aus, namun karena merusak jalan lalu dilapisi karet. Setelah
ada ban mobil lalu diganti dengan ban mobil bekas.
c. dapat juga karena adanya revolusi
dalam masyarakat itu sendiri, misalnnya adanya pemeberontakan atau pertentangan
dalam masyarakat itu.
2. Dari luar masyarkat, yaitu karena
perubahan lingkungan alam tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidup dalam
lingkungan terbuka, yang berada pada jalur hubungan dengan masyarkat dan
kebudayaan lain cenderung berubah secara cepat. Perubahan itu dapat
berupa:
a.
difusi, yaitu menerima pancaran dari kebudayaan lain;
b.
asimilasi, yaitu dua masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda salaing
memancarkan kebudayaan ke masyarakat yang lain;
c.Akulturasi
,bila kebudayaan luar yang masuk ke dalam suatu masyarakat disaring; yang
sesuai ditrima, sedangkan yang tidak sesuai ditolak;
d.
Infiltrasi, yaitu kebudayaan luar yang masuk ke dalam suatu masyarakat secara
sembunyi-sembunyi
e.
Penestrasi, yaitu kebudayaaan luar yang masuk secara paksa, masyarakat yang
menerima tidak mampu meolak.
3.
Dampak dari perubahan kebudayaan; dengan adanya perubahan kebudayaan timbul
dampaknya, antara lain;
a.
cultural lag, yaitu perbedaan taraf kemajuan unsur-unsur kebudayaan suatu
masyarkat. Juga dapat berarti selang waktu antara unsur kebudayaan luar
diperkenalkan dengan saat unsur kebudayaan itu ditrima oleh suatu masyarakat. Contohnya: sering terjadi kecelakaan Metromini karena perbedaan taraf kemajuan
ilmu pengetahuan tentang kendaraan angkutan(bus) dan teknologi ,
b.
Cultural conflict, yaitu pertentangan yang terjadi akibat adanya perubahan
budya. Contohnya orangtua menyukai musik keroncongan dan klasik, anak-anaknya
menyukai msuik keras.
c.
cultural survival, yaitu masih mempunyai suatu bagian dari unsur kebudayaan
bertahan,meskipun unsur-unsur lain telah hilang atau tidak berfungsi lagi.
Misialnya, gotong –royong masih bertahan di desa-desa.
d.
future shock, yaitu akibat dari cepatnya kemajuan teknologi yang hasilnya
melebihi kebutuhan sehingga menggangu kehidupan manusia.
Agar
pengaruh perubahan kebudayaan itu tidak menimbulkan dampak negatif, maka perlu
adanya penyesuaian antar budaya. Penyesuain ini dipengaruhi oleh faktor intern
dan faktor ekstern.
1. Faktor intern, meliputi:
a. Watak, yaitu segala tabiat yang membentuk
keseluruhan kepribadian seseorang (antara lain: emosial, pemberani, bertanggung
jawab, dan senang bergaul).
b. Kecakapan, menyangkut segala sesuatu yang
dapat dipelajari, terdiri atas bahasa, adat istiadat.tata krama, keadaan
geografi, keadaan ekonomi, situasi politik, dan lain-lain.
c. Attitude, yaitu kesiapan mental atau
syaraf yang terbina melalui pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap
bagaimana seseorang menanggapi segala situasi yang dihadapi, misalnya optimis,
pesimis, berprasangka, skeptis, toleran, atau moderat.
2. Faktor ektern meliputi:
a. Besar kecilnya perbedaan antara kebudayaan
semula dengan kebudayaan
semula dengan kebudayaan baru.
b. Apakah kebudayaan baru itu dapat ditirma
dengan latar kebudayaan semula.
c. Lingkungan hidup yang terbuka mempermudah
seseorang menyesuaikan diri daripada lingkungan hidup yang tertutup.
Kebudayaan
Nasional Indonesia
*Sebelum membicarakan kebudayaan nasional,
perlu kita mengetahui kebudayaan-kebudayaan lain yang pernah memberikan
pengaruhnya terhadap bangsa indonesia. Bangsa indonesia pernah mendapat
pengaruh kebudayaan Hindu, cina, dan Jepang, yang umumnya dikatakan sebagai
kebudayaan timur, dan juga kebudayaan yang dibawa oleh orang-orang Eropa dan
Amerika, yang biasanya disebut kebudyaan Barat.
Kebudayaan
Timur:
Dalam kebudayaan timur, pandangan hidup
manusia lebih bersifat mistik, intuitif, dan renungan,serta bersifat relegius
dengan menempatkan kehidupan yang berimbang antara dunia dan akhirat, kepuasan
rohani dan kepuasan jasmani. Inti kebudayaan timur tidak terletak pada
intelektualitasnya, tetapi pada hatinya yang menyatukan akal budi, intuisi,
inteligensia, dan perasaan.
Kebudyaan
barat
Kebudayaan Barat memperlihatkan perbedaan
dengan kebudayaan Timur. Kebudayaan Barat bersumber pada filsafat Yunani. Dalam
kebudayaan Barat, manusia begitu sadar akan individualtasnya dan superioritas
tekniknya. Mereka lebih menekankan obeyektivitas daripada perasaan, yang merasa
berdiri sendiri sebagai penakluk alam semesta. Kepentingan individu terletak di
atas kepentingan umum.
Reaksi
atas Sikap Budaya Timur dan Sikap Budaya Barat
Kebudayaan Timur bersifat kolektif. Sehingga
tidak membiarkan seseorang mengurus dirinya sendiri. Sebaliknya kebudayaan
barat bersifat individual. Akibatnya timbul rasa kesepian dan tertekan,
sekarang terjadi pergulatan, Timur ingin memperlihatkan ciri khas kebudayaannya
dan sekaligus memberi corak pergaulan dunia sebab ridak menghendaki kemajuan
ilmu pengetahuan dan keberhasilan pengembangan rasio disertai wajah bengis,
angkuh dan kejam.
Menurut Alfian (1985:36),ada tiga corak reaksi dlam menghadapi tantangan
Barat:
a. Menerima dan merangkul bulat-bulat,
menganggap keudayaan Barat kejam dan buas
b. Anti kebudayaan Barat dengan menganggap
kebudayaan Barat kejam dan Buas.
c. Melihat benturan secara kritis dan
realistis, dan mengambil yang baik dari kebudayaan Barat dan mempertahankan
yang baik dari kebudayaan Timur.
Pendapat-pendapat tentang Kebudayaan Nasional
Indonesia
Menyadari bahwa bangsa indonesia terdiri
atas bermacam-macam suku bangsa dengan masing-masing kebudayaanya,dan telah
adanya pengaruh berbagai macam kebudayaan asing, maka dicoba mencari suatu
bentuk kebudayaan yang dapat ditrima oleh semua warga bangsa indonesia Bhineka
Tunggal Ika.
Berdasarkan
fungsinya, kebudayaan nasional adalah:
a. Sistem gagasan dan perlambang yang memberi
identitas indonesia.
b. Dapat dipakai untuk seluruh warga
indonesia yang bhineka.
c. Hasil karya bangsa indonesia
d. Mengandung ciri-ciri khas indonesia
KONSEPSI
FILSAFAT, KESENIAN, DAN AGAMA DALAM BUDAYA
Seperti telah disebutkan di depan bahwa
filsafat, kesenian,dan religi dapat meningkatkan kualitas manusia, yaitu
membuat manusia lebih beradab,lebih berbudi, dan lebih halus. Dalam hal yang
akan dibahas konsepsi tentang ketiga hal tersebut dalam budaya.
Konsepsi
Filsafat dalam Budaya
Secara etimologis filsafat berasal dari kata
philosophia, bahasa Yunani, terdiri atas kata philien yang berarti cinta, dan
sophia yang berarti kearifan atau kebijaksanaan.
Istilah philosophia pertama kali dipakai
oleh Pythagoras.
Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adlah ilmu yang menyelidiki
tentang hal ‘ada’ sebgai hal ‘ada’. Sedangkan pemikir Romawi Cicero menyebut filsafat sebagai ‘ibu’ dari semua seni.
Dan
menurut ahli Thomas Aquinas, kebenaran teologis yang ditrima oleh kepercayaan
melalui wahyu tidak dapat ditantang oleh suatu kebenaran filsafat yang dicapai
dengan akal manusia, karena kebenaran tersebut mempunyai sumber yang sama,
yaitu Tuhan YME.
Filasafat
dan kebudayaan
Filasafat bertugas mengadakan refleksi
tentang kebudayaan dan menafsirkannya pada derajat metafisik: artinya filsafat
mengabstraksikan corak individual bermacam-macam kebudayaan, seperti dilukiskan
oleh etnografi dan folklore.
a. Kebudayaan subyektif
Dipandang
dari aspirasi dsar yang ada pada manusia, nilai-nilai batin dalam kebudayaan
subyektif terdapat dalam perkembangan
kebenaran, kebajikan, dan keindahan.
b. Kebudayaan obyektif
Niali-nilai
imanen dalam kebudayaan obyektif harus menyatakan diri dalam tata lahir dengan
jalan merealisasi lembaga.
Nilai-nilai
obyektif itu, yang disebut juga hasil kebudayaan,merupakan unsur-unsur yang
universal,yang dibagi dalam:
1) Ilmu Pengetahuan: bertunomena juan untuk
mengkonseptualisasikan fenomena alam dalam sebab-sebabnya.
2) Teknologi:adalah penerapan ilmu pengetahuan
untuk kesejahteraan manusia.
3) Tatanan sosial:sebaga sifat unsur,asas, dan
alat, merupakan merupakan bagian dari kebudayaan.
4) Pencarian nafkah/ekonomi;dalam kerangka
kebudayaan meliputi pola kelakuan dan lembaga-lembaga yang melaksankannya dalam
bidang produksi dan konsumsi keperluan hidup serta pelayanannya.
Konsep
Kesenian dalam Budaya
Hakikat
seni
Karya seni adalah ekspresi perenungan
manusia dalam pengembaraanya mencari kebenaran.
Seni adalah suatu ranah kegiatan manusia yang bersifat ekspresif, yaitu
bersifat pernyataan, khususnya ungkapan rasa.
Ada
beberapa ‘gaya’ dalam seni. ‘gaya’ adalah corak atau isme yang menjadi latar
belakang kelahiran karya seni itu. Kesenian Yunani Kuno, kesenian Indonesia
zaman Hindu, dan beberapa kesusastraan Melayu dimasukkan dalam gaya klasik,
yang ciri-cirinya adalah tenang, harmonis,simetris,dan seimbang.
Kebalikan
dari gaya klasik adalah gaya romantik,yang dengan sadar mengingkari klasik,
bentuk teratur dan tradisional, seniman romantik mengubah realita dengan
berdasar fantainya, sebagai contoh lukisan karya Basuki Abdullah.
Sedangkan
eksperimenisme mengutamakan kesan dalam yang bersifat batiniah. Aliran inilah
yang menjadi dasar seni moderen, berupa:
1) Kubisme:lahir tahun 1908, bertujuan
mempersahajakan benda-benda menjadi bentuk geometris, bercorak dekoratif,dan
non obyektif. Contohnya lukisan karya Pablo Picasso dan Brague.
2) Fauvisme: berekperismen dengan bentuk.
Karena kebebasannya dalam menggambarkan bentuk, maka oleh pelukis tradisioanl
disebut “pelukis liar” (fauve; bintang liar) contohnya;lukisan karya Matisse,
Derain, Vlamich
3) Purisme: amat menyederhanakan elemen
konstruksi dan sangat membatasi pemakain warna, merupakan pengolahan lebih
lanjut dari kubisme. Contohnya: lukisan karya Ozenfant.
4) Futurisme: suatu gerakan sastra yang
bercorak politik, mendukunhg segala kemajuan teknikdan kecepatan, menentang
yang masih berhubgan dengan masa lampau dan sikap yang berdasarkan filsafat
atau sikap intelektualistis
5) Dadaisme:suatu gerakan yang amat radikal,
menentang.
Menurut
The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
1)
nilai keindahan,
2)
nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.
Nilai
keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan
estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya
pengertian,yakni:
a)
keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan
intelektual),
b)
keindahan dalam arti estetis murni, b) keindhaan dalam arti estetis murni,
c)
keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji
tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam
karya seni dan benda-benda lainnya.
Dalam
kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi
menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman
beranggapan lebih penting menggoncang publik dengan nilai estetis legatif
(ugliness) daripada menyenangkan atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini
akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang
tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna
simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif.
Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan
negatif.
Fungsi dan Tujuan Seni
a.
Fungsi Religi/Keagamaan
Karya
seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk sebuah upacara
yang berhubungan dengan upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh
: Gamelan yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang,
Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan
Ageng.
b.
Fungsi Pendidikan
Seni
sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan
kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran
menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film
ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA
c.
Fungsi Komunikasi
Seni
dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial,
kebijakan, gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media
seni tertentu seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula
syair sebuah lagu yang mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d.
Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni
yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan,
Sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian
yang tanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e.
Fungsi Artistik
Seni
yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak
untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari
kontemporer, dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati
pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya.
f.
Fungsi Guna (seni terapan)
Karya
seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media
ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses
penciptaan seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini
disebut seni guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan
untuk perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
g.
Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan
untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui terapi
musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel
(1999) menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan yang dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut
Gregorian bahwa gamelandapat mempertajam pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar