Sabtu, 23 November 2013

Konsep Nilai dan Orientasi Nilai Budaya

Konsep Nilai dan Orientasi Nilai Budaya

      Bagian yang  paling dalam dari sistem budaya yang  menjadi  pengendali dan  pemberi arah pada pada  kelakuan dan  tindakan  manusia  ialah sistem nilai budaya. Sistem nilai budaya ini berkaitan dengan konsep nilai dan orientasi nilai budaya.

(Konsep nilai)

     Nilai merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia: dalam hidupnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai. Nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan, tentang apa yang boleh di kerjakan dan tidak boelh dikerjakan, tentang apa yang berharga dan yang tidak berharga.

    Bidang yang berhubungan dengan nilai adalah etika (nilai yang berkaitan dengan tingkah laku manusia) dan estetika (nilai yang berkaitan dengan seni). Nilai dalam masyarakat tercakup pada adat kebiasaan dan tradisi, yang secara tidak sadar ditrima dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat tersebut.

Orientasi Nilai Budaya;

    Dalam kajian sosiologi, yang dimaksud dengan sisitem nilai adalah nilai inti(score value) dari masyarkat. Nilai inti ini diikuti oleh setiap individu atau kelompok individu yang jumlahnya cukup besar. Orang-orang ini betul menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah satu faktor penentu untuk berprilaku. Karena itu sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (koentjaraningrat, 1980:204). Sistem nilai budaya itu demikian kuatnya menyerap dan berakar di dalam jiwa masyarkat sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu yang singkat. Sistem nilai budaya menyangkut masalah-masalah pokok bagi manusia.                                                                                           Secara universal orientasi niali budaya telah disusun kerangkanya oleh seorang antropolog bernama C. Kluckhohn (1961). Untuk memudahkan memahami sistem nilai budaya ini secara terinci.

Perubahan Kebudayaan
    Kebudayaan itu dinamis, ia selalu dalam keadaan berubah. Penyebabnya ada beberapa hal:
1.     Dari dalam masyarkat itu sendiri
a. Karena adanya perubahan jumlah penduduk dan komposisi penduduk. Perubahan itu disebabkan oleh adanya kelahiran, kematian, dan migrasi.
b. Karena adanya inovasi (penemuan baru), baik yang berupa discovery maupun inovention.
1) Discovery adalah penemuan konsep baru, misalnya timbulnya hipotesis bumi bulat yang diutarakan oada abad ke-15.
2) Invention adalah penemuan teknologi baru berdasar konsep yang sudah ada:mislanya roda kereta yang dari kayu, lalu dilapisi dengan lempengan besi agar tidak cepat aus, namun karena merusak jalan lalu dilapisi karet. Setelah ada ban mobil lalu diganti dengan ban mobil bekas.
         c. dapat juga karena adanya revolusi dalam masyarakat itu sendiri, misalnnya adanya pemeberontakan atau pertentangan dalam masyarakat itu.
    2. Dari luar masyarkat, yaitu karena perubahan lingkungan alam tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan terbuka, yang berada pada jalur hubungan dengan masyarkat dan kebudayaan lain cenderung berubah secara cepat.                     Perubahan itu dapat berupa:
a. difusi, yaitu menerima pancaran dari kebudayaan lain;
b. asimilasi, yaitu dua masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda salaing memancarkan kebudayaan ke masyarakat yang lain;
c.Akulturasi ,bila kebudayaan luar yang masuk ke dalam suatu masyarakat disaring; yang sesuai ditrima, sedangkan yang tidak sesuai ditolak;
d. Infiltrasi, yaitu kebudayaan luar yang masuk ke dalam suatu masyarakat secara sembunyi-sembunyi
e. Penestrasi, yaitu kebudayaaan luar yang masuk secara paksa, masyarakat yang menerima tidak mampu meolak.
3. Dampak dari perubahan kebudayaan; dengan adanya perubahan kebudayaan timbul dampaknya, antara lain;
a. cultural lag, yaitu perbedaan taraf kemajuan unsur-unsur kebudayaan suatu masyarkat. Juga dapat berarti selang waktu antara unsur kebudayaan luar diperkenalkan dengan saat unsur kebudayaan itu ditrima oleh suatu masyarakat.                         Contohnya: sering  terjadi kecelakaan  Metromini karena perbedaan taraf kemajuan ilmu pengetahuan tentang kendaraan angkutan(bus) dan teknologi ,
b. Cultural conflict, yaitu pertentangan yang terjadi akibat adanya perubahan budya. Contohnya orangtua menyukai musik keroncongan dan klasik, anak-anaknya menyukai msuik keras.
c. cultural survival, yaitu masih mempunyai suatu bagian dari unsur kebudayaan bertahan,meskipun unsur-unsur lain telah hilang atau tidak berfungsi lagi. Misialnya, gotong –royong masih bertahan di desa-desa.
d. future shock, yaitu akibat dari cepatnya kemajuan teknologi yang hasilnya melebihi kebutuhan sehingga menggangu kehidupan manusia.
Agar pengaruh perubahan kebudayaan itu tidak menimbulkan dampak negatif, maka perlu adanya penyesuaian antar budaya. Penyesuain ini dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.
1.     Faktor intern, meliputi:
a.     Watak, yaitu segala tabiat yang membentuk keseluruhan kepribadian seseorang (antara lain: emosial, pemberani, bertanggung jawab, dan senang bergaul).
b.     Kecakapan, menyangkut segala sesuatu yang dapat dipelajari, terdiri atas bahasa, adat istiadat.tata krama, keadaan geografi, keadaan ekonomi, situasi politik, dan lain-lain.
c.      Attitude, yaitu kesiapan mental atau syaraf yang terbina melalui pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap bagaimana seseorang menanggapi segala situasi yang dihadapi, misalnya optimis, pesimis, berprasangka, skeptis, toleran, atau moderat.
2.     Faktor ektern meliputi:
a.     Besar kecilnya perbedaan antara kebudayaan semula dengan kebudayaan                    semula dengan kebudayaan baru.
b.     Apakah kebudayaan baru itu dapat ditirma dengan latar kebudayaan semula.
c.      Lingkungan hidup yang terbuka mempermudah seseorang menyesuaikan diri daripada lingkungan hidup yang tertutup.


Kebudayaan Nasional Indonesia
     *Sebelum membicarakan kebudayaan nasional, perlu kita mengetahui kebudayaan-kebudayaan lain yang pernah memberikan pengaruhnya terhadap bangsa indonesia. Bangsa indonesia pernah mendapat pengaruh kebudayaan Hindu, cina, dan Jepang, yang umumnya dikatakan sebagai kebudayaan timur, dan juga kebudayaan yang dibawa oleh orang-orang Eropa dan Amerika, yang biasanya disebut kebudyaan Barat.
Kebudayaan Timur:
   Dalam kebudayaan timur, pandangan hidup manusia lebih bersifat mistik, intuitif, dan renungan,serta bersifat relegius dengan menempatkan kehidupan yang berimbang antara dunia dan akhirat, kepuasan rohani dan kepuasan jasmani. Inti kebudayaan timur tidak terletak pada intelektualitasnya, tetapi pada hatinya yang menyatukan akal budi, intuisi, inteligensia, dan perasaan.
Kebudyaan barat
   Kebudayaan Barat memperlihatkan perbedaan dengan kebudayaan Timur. Kebudayaan Barat bersumber pada filsafat Yunani. Dalam kebudayaan Barat, manusia begitu sadar akan individualtasnya dan superioritas tekniknya. Mereka lebih menekankan obeyektivitas daripada perasaan, yang merasa berdiri sendiri sebagai penakluk alam semesta. Kepentingan individu terletak di atas kepentingan umum.



Reaksi atas Sikap Budaya Timur dan Sikap Budaya Barat
  Kebudayaan Timur bersifat kolektif. Sehingga tidak membiarkan seseorang mengurus dirinya sendiri. Sebaliknya kebudayaan barat bersifat individual. Akibatnya timbul rasa kesepian dan tertekan, sekarang terjadi pergulatan, Timur ingin memperlihatkan ciri khas kebudayaannya dan sekaligus memberi corak pergaulan dunia sebab ridak menghendaki kemajuan ilmu pengetahuan dan keberhasilan pengembangan rasio disertai wajah bengis, angkuh dan kejam.
   Menurut Alfian (1985:36),ada tiga corak reaksi dlam menghadapi tantangan Barat:
a.     Menerima dan merangkul bulat-bulat, menganggap keudayaan Barat kejam dan buas
b.     Anti kebudayaan Barat dengan menganggap kebudayaan Barat kejam dan Buas.
c.      Melihat benturan secara kritis dan realistis, dan mengambil yang baik dari kebudayaan Barat dan mempertahankan yang baik dari kebudayaan Timur.
 Pendapat-pendapat tentang Kebudayaan Nasional Indonesia
    Menyadari bahwa bangsa indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa dengan masing-masing kebudayaanya,dan telah adanya pengaruh berbagai macam kebudayaan asing, maka dicoba mencari suatu bentuk kebudayaan yang dapat ditrima oleh semua warga bangsa indonesia Bhineka Tunggal Ika.
Berdasarkan fungsinya, kebudayaan nasional adalah:
a.     Sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas indonesia.
b.     Dapat dipakai untuk seluruh warga indonesia yang bhineka.
c.      Hasil karya bangsa indonesia
d.     Mengandung ciri-ciri khas indonesia



KONSEPSI FILSAFAT, KESENIAN, DAN AGAMA DALAM BUDAYA
   Seperti telah disebutkan di depan bahwa filsafat, kesenian,dan religi dapat meningkatkan kualitas manusia, yaitu membuat manusia lebih beradab,lebih berbudi, dan lebih halus. Dalam hal yang akan dibahas konsepsi tentang ketiga hal tersebut dalam budaya.
Konsepsi Filsafat dalam Budaya
   Secara etimologis filsafat berasal dari kata philosophia, bahasa Yunani, terdiri atas kata philien yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan atau kebijaksanaan.
   Istilah philosophia pertama kali dipakai oleh Pythagoras.                                                           Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adlah ilmu yang menyelidiki tentang hal ‘ada’ sebgai hal ‘ada’. Sedangkan pemikir Romawi Cicero menyebut filsafat  sebagai ‘ibu’ dari semua seni.
Dan menurut ahli Thomas Aquinas, kebenaran teologis yang ditrima oleh kepercayaan melalui wahyu tidak dapat ditantang oleh suatu kebenaran filsafat yang dicapai dengan akal manusia, karena kebenaran tersebut mempunyai sumber yang sama, yaitu Tuhan YME.
Filasafat dan kebudayaan
    Filasafat bertugas mengadakan refleksi tentang kebudayaan dan menafsirkannya pada derajat metafisik: artinya filsafat mengabstraksikan corak individual bermacam-macam kebudayaan, seperti dilukiskan oleh etnografi dan folklore.
a.     Kebudayaan subyektif
Dipandang dari aspirasi dsar yang ada pada manusia, nilai-nilai batin dalam kebudayaan subyektif terdapat  dalam perkembangan kebenaran, kebajikan, dan keindahan.
b.     Kebudayaan obyektif
Niali-nilai imanen dalam kebudayaan obyektif harus menyatakan diri dalam tata lahir dengan jalan merealisasi lembaga.



Nilai-nilai obyektif itu, yang disebut juga hasil kebudayaan,merupakan unsur-unsur yang universal,yang dibagi dalam:
1)    Ilmu Pengetahuan: bertunomena juan untuk mengkonseptualisasikan fenomena alam dalam sebab-sebabnya.
2)    Teknologi:adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan manusia.
3)    Tatanan sosial:sebaga sifat unsur,asas, dan alat, merupakan merupakan bagian dari kebudayaan.
4)    Pencarian nafkah/ekonomi;dalam kerangka kebudayaan meliputi pola kelakuan dan lembaga-lembaga yang melaksankannya dalam bidang produksi dan konsumsi keperluan hidup serta pelayanannya.

Konsep Kesenian dalam Budaya
Hakikat seni
      Karya seni adalah ekspresi perenungan manusia dalam pengembaraanya mencari kebenaran.                                                                                                                                      Seni adalah suatu ranah kegiatan manusia yang bersifat ekspresif, yaitu bersifat pernyataan, khususnya ungkapan rasa.
Ada beberapa ‘gaya’ dalam seni. ‘gaya’ adalah corak atau isme yang menjadi latar belakang kelahiran karya seni itu. Kesenian Yunani Kuno, kesenian Indonesia zaman Hindu, dan beberapa kesusastraan Melayu dimasukkan dalam gaya klasik, yang ciri-cirinya adalah tenang, harmonis,simetris,dan seimbang.
Kebalikan dari gaya klasik adalah gaya romantik,yang dengan sadar mengingkari klasik, bentuk teratur dan tradisional, seniman romantik mengubah realita dengan berdasar fantainya, sebagai contoh lukisan karya Basuki Abdullah.
Sedangkan eksperimenisme mengutamakan kesan dalam yang bersifat batiniah. Aliran inilah yang menjadi dasar seni moderen, berupa:
1)    Kubisme:lahir tahun 1908, bertujuan mempersahajakan benda-benda menjadi bentuk geometris, bercorak dekoratif,dan non obyektif. Contohnya lukisan karya Pablo Picasso dan Brague.
2)    Fauvisme: berekperismen dengan bentuk. Karena kebebasannya dalam menggambarkan bentuk, maka oleh pelukis tradisioanl disebut “pelukis liar” (fauve; bintang liar) contohnya;lukisan karya Matisse, Derain, Vlamich
3)    Purisme: amat menyederhanakan elemen konstruksi dan sangat membatasi pemakain warna, merupakan pengolahan lebih lanjut dari kubisme. Contohnya: lukisan karya Ozenfant.
4)    Futurisme: suatu gerakan sastra yang bercorak politik, mendukunhg segala kemajuan teknikdan kecepatan, menentang yang masih berhubgan dengan masa lampau dan sikap yang berdasarkan filsafat atau sikap intelektualistis
5)    Dadaisme:suatu gerakan yang amat radikal, menentang.

Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
1) nilai keindahan,
2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.
Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian,yakni:
a) keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual),
b) keindahan dalam arti estetis murni, b) keindhaan dalam arti estetis murni,
c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-benda lainnya.
Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan lebih penting menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness) daripada menyenangkan atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.

 Fungsi dan Tujuan Seni
a. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan dengan upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.
b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA
c. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan, gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah lagu yang mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d. Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan, Sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang tanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya.
f. Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
g. Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)

Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999) menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian bahwa gamelandapat mempertajam pikiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar